Ocehan Pelacur Pasar Sapi
Bukan….
Bukan….
Bukannya aku tak mau bekerja
seperti yang kau minta
Bukannya aku tak kuasa
atas segala penderitaan…
Tapi..
Aku malu pada Tuhan
Jika anakku…mati kelaparan
Sudah kuketuk pintu-pintu itu…
tak ada yang membuka,
Sudah kutanya kerja yang kau pinta,
tak ada yang menjawab
Terus…
Siapa yang bertanggung jawab atas kelaparan bocah kecilku
Aku masih ingat betul ketika malam jumat di pengajian itu,
“anak adalah amanat Tuhan, menyia-nyiakan amanat berarti Tuhan murka”
Hanya di remang-remang malam…
Hanya warung-warung kecil di pinggir jalan…
Hanya di malam jumat ketika sapi-sapi mulai dihantarkan
dan pentas pasar mulai disiapkan…
Itulah penghidupanku..
Titian jalan yang ditunjukkan oleh Tuhan
Meski hanya lima ribu kau boleh pegang pahaku…
Kau boleh panggil aku pelacur, upruk, tuyul, atau bahkan lonte
Kau boleh tawar aku dengan harga satu bungkus rokok
Kau boleh bawa aku ke losmen, atau cukup diwarung itu saja
bahkan boleh saja di tegalan dengan tikar yang telah kusiapkan
Tapi ingat…
Jangan pernah kau tutup pasar sapi itu
Karena di malam jumat
Di warung kecil yang remang-remang
Di situlah nasib manusia dipertaruhkan
Jatirogo, 04 Nopember 2008
Mengenai Saya

- SAMIUN PRODUCTIONS
- Tuban, Jawa Timur, Indonesia
- kegelisahan selalu menyelimuti saya, sehingga ruang dan waktuku selalu ada bersama imajinasi tanpa batas
Senin, 03 November 2008
Ocehan Pelacur Pasar Sapi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar